Senin, 22 Juli 2013

Puasa Ramadhan bukan hanya sekedar agenda tahunan

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, hampir setengah dari jumlah ibadah puasa yang harus kita lakukan sudah berlalu. Sampai disini, sepertinya niat puasa kita diawal perlu dipertanyakan lagi. Apakah persiapan kita menyambut datangnya bulan ini kemarin sudah matang, bagaimana kita menjalani puasa sehari hari, dan apa yang harus kita dapatkan setelah menjalani puasa sebulan penuh nanti.

Kadang meskipun kita mengetahui dan sering mendengar bahwa bulan ramadhan adalah bulan yang istimewa, bulan ampunan, bulan penuh berkah, dan bulan suci tetapi hanya sebatas didengar saja tanpa ada rasa penasaran yang mendalam ingin mengetahui dan mempelajari lebih lanjut sehingga kita bisa memanfaatkan bulan ini dengan sebaik mungkin.

Sebagian orang mempersiapkan diri menyambut datangnya bulan suci ini dengan persiapan yang maksimal, sehingga ia tahu bagaimana seharusnya dalam berpuasa. Sebagianya lagi biasa biasa saja. istilahnya, jalani saja seperti tahun tahun sebelumnya. Karena itu sudah menjadi kewajiban kita sebagai umat islam untuk melaksanakan. Mudah memang ketika kita berpuasa hanya menjalankan saja, dengan tidak makan dan minum, toh kadang banyak orang yang dalam keseharianya telat makan, males makan dan bahkan ada yang mogok makan.

Tetapi sesederhana itukah kita memaknai puasa? Jawabanya tidak, karena dalam berpuasa dibutuhkan semua yang serba esktra dibanding bulan bulan sebelumnya. Ekstra tenaga, ekstra kesabaran, ekstra ibadah dan sebagainya. Sejenak kita ingat lagi makna puasa. makna dasar puasa adalah menahan, menahan dari segala yang biasa kita lakukan dibulan bulan sebelumnya. Seperti halnya menahan untuk tidak makan dan minum, untuk tidak berbicara yang tidak bermanfaat, menahan tidak mendengar gosip dan sejenisnya, tidak melihat maksiat, dan untuk tidak melakukan perilaku perilaku tercela lainya. Intinya ketika berpuasa kita harus bisa menahan nafsu buruk yang dilarang oleh Allah sehingga kita bisa meningkatkan taqwa. Apakah selama kita berpuasa sudah bisa menahan semua itu ? mari kita tanyakan pada diri kita sendiri.

Diperlukan pikiran jernih agar kita bisa memahami dan menghayati secara mendalam tentang puasa yang sedang kita jalani. Ketika kita berpuasa merasakan kelaparan, harusnya disini ada kesadaran, bagaimana keadaan orang miskin selama ini yang hidup serba kekurangan sehingga sering tidak makan. Pun ketika kita sedang melakukan buka puasa maupun sahur, saat didepan kita banyak menu yang terhidang harusnya juga mengingatkan kita pada orang orang disekeliling kita. Sepertinya masih banyak diantara saudara kita, tetangga maupun orang islam diluar sana yang tidak bisa melakukan buka puasa dan sahur seberuntung kita.

Jika sesama orang islam adalah suadara satu dengan yang lainya, bagaikan sebuah bangunan ataupun tubuh. Sehingga ketika satu bagian organ tubuh sakit yang lain akan ikut merasakan, apakah rasa itu masih ada pada diri kita sampai sekarang ? apakah benar benar kita merasakan lapar yang sama seperti yang mereka rasakan?

Kesadaran akan tumbuh dan ada melalui penghayatan, jika kita tidak pernah menghayati puasa yang kita lakukan, maka kesadaran pun tidak akan ada dalam diri kita, apalagi rasa peduli yang yang tumbuhya juga melalui penghayatan. Dan bila rasa lapar tidak mengingatkan kita pada mereka orang orang miskin yang biasa kelaparan, masih tidak bisa menahan bicara yang tidak bermanfaat, juga masih suka mendengar gosip dan masih memelihara perilaku perilaku tercela lainya. kalau puasa juga tidak memberi efek positif pada pelakunya, meskipun semua ibadah sunah jalan terus, maka puasa itu hanya sekedar rutinitas belaka.

Puasa adalah ibadah pribadi seorang hamba pada Khaliqnya, bukan seperti halnya acara mogok makan yang dalam intinya akan menuntut sesuatu. Tetapi puasa sebagai bentuk ketaatan, kepatuhan, pengabdian dan cinta seorang hamba pada Penciptanya. Bila cinta sesama manusia saja kadang diartikan begitu dalam dan tidak bisa diungkapkan dengan kata kata, maka sudah seharusnya cinta seorang hamba pada Penciptanya harus lebih dari itu. jadi dalam berpuasa dituntut adanya keikhlasan dan kejujuran, sehingga tidak ada keterpaksaan dan kepura puraan.

Jika orang yang melakukan puasa diembel embeli dengan sesuatu yang bersifat luar, seperti halnya berbaju muslim, pesta buka bersama, dan hal lain yang tampak yang itu dilakukan hanya ketika orang tersebut berpuasa maka orang yang berpuasa belum bisa menjiwai arti puasa yang sebenarnya.

Dan kalau puasa itu adalah sesuatu yang tidak mudah dilakukan, juga bukan sekedar rutinitas maka kita akan sangat rugi ketika satu bulan penuh berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa apa, karena semua yang kita lakukan dibulan puasa tidak membekas dalam diri kita untuk kehidupan dibulan bulan mendatang.

Ada baiknya juga mungkin kita melihat lagi jadwal kita disetiap bulan ramadhan, kita bandingkan jadwal di ramadhan ramadhan tahun lalu dengan yang sekarang. Ada penurunan atau peningkatan, kalau ada penurunan kita tingkatkan dan jika ada peningkatan kita pertahankan untuk bisa melaksanakan semaksimal mungkin apa yang sudah tertera dijadwal. Dari sini kita juga bisa menginstropeksi diri, sehingga bisa mengukur kekurangan kekurangan kita dalam menjalankan ibadah.

Dan bila kita dalam berpuasa sudah berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah, tetapi sampai saat ini masih belum bisa merasakan “nikmatnya” puasa, sepertinya ada yang salah dalam diri kita. Perlu perenungan yang mendalam dan segera mencari solusi, sebelum bulanpuasaberlalu. Agar kita tidak kehilangan moment ini yang datangnya hanya setahun sekali.

Selagi masih diberi waktu dan kesempatan, mari kita manfaatkan ramadhan kali ini dengan baik. Jangan jadikan puasa ramadhan hanya sebagai agenda rutinitas tahunan, yang kita tidak bisa melakukan ibadah lebih seperti yang lainya dan tidak bisa menjiwai makna puasa yang sebenarnya. Rasa syukur yang sangat mendalam ketika saat ini kita masih diberi kesempatan bertemu lagi dengan bulan ramadhan, kita jadikan puasa sebagai salah satu media untuk lebih mendekatan diri pada-Nya. Sebagai waktu untuk menjernihkan pikiran, menjernihkan hati dan juga untuk berbagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar